Mei 2019

Pejuang Aceh
Haus, lapar, dan dahaga adalah kondisi yang harus dihadapi seorang muslim ketika menjalani puasa di bulan suci Ramadhan. Ibadah lainnya yang berat untuk dilaksanakan adalah pergi berjihad ke medang perang untuk membela agama Islam. Namun itulah yang harus dilakukan umat Islam Indonesia saat berperang melawan penjajah Belanda mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Kisah heroik itu tertuang dalam sejarah perjuangan para ulama dan masyarakat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Meski dalam kondisi berpuasa, semangat jihad mereka tidak pudar. Ibadah puasa justru menjadi spirit menegakkan agama Islam dan memperkokoh kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang hendak dirampas kembali oleh Belanda lewat Agresi Militer I.

Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer yang dilakukan Belanda pada 1947. Tujuannya adalah mengepung ibu kota Republik Indonesia dan menghapus kedaulatan NKRI. Fokus serangan penjajah berlangsung di tiga tempat: Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lewat agresi ini, Belanda bernafsu menguasai kembali Indonesia sebagai tanah jajahan untuk dijadikan wilayah persemakmuran kerajaan Belanda. Akibat niat jahat Belanda ini, rakyat Indonesia murka. Api perlawanan meletup. Langkah negeri van oranje ini mendapatkan perlawanan sengit bangsa Indonesia, khususnya ulama dan umat Islam.

Di Sumatera Selatan, Agresi militer I Belanda dilakukan tepat di hari ketiga bulan puasa. Aksi itu dimulai setelah umat Islam baru saja selesai melakukan sahur sekitar pukul 04.00 pagi. [Dinas Sejarah, Kodam II Bukit Barisan, Sejarah perang kemerdekaan di Sumatera 1945-1950, Medan: 1984]

Sementara itu, di Jawa Timur, pertempuran antara alim ulama melawan tentara Belanda juga meletus di Pamekasan saat bulan Ramadhan. Rencana Belanda untuk merebut kemerdekaan RI telah lama tercium oleh ulama dan masyarakat.

Dengan keberanian dan semangat juang tinggi, rakyat Madura merasa berkewajiban untuk menyiapkan tenaga untuk head to head dalam perang fisik melawan penjajah Belanda.

Sehubungan dengan hal tersebut, para ulama se-Madura menggelar musyawarah di Pamekasan. Rapat akbar tersebut menghasilkan keputusan, “Bagi Umat Islam laki-laki dan perempuan wajib hukumnya ikut perang Jihad fi sabilillah mempertahankan Kemerdekaan bangsa Indonesia dan mengusir penjajah Belanda!”

Keputusan tersebut langsung menjalar ke tiap nadi masyarakat Madura yang mayoritas muslim. Ulama menegaskan, perlawanan melawan Belanda, selain untuk mempertahankan Republik Indonesia, juga untuk menegakkan Islam yang merupakan cita-cita umat Islam Indonesia. Mereka menyadari betul, selama Indonesia di bawah kekuasaan Belanda, umat Islam tidak akan pernah mendapatkan keleluasaan menjalankan agama.

Hal itu diperkuat dengan pernyataan KH. Ahmad Basyir AS., yang mengatakan, “Selama Indonesia dijajah, agama Islam, sulit untuk tegak di Indonesia!”. Bahwa, “Agama Islam bisa tegak di Indonesia, jika Indonesia bebas dari penjajah,” tukas KH. Syarqawi.

Bahkan, dengan tegas KH. M. Nasruddin Anchori CH, menyatakan:

“Membela dan mempertahankan NKRI, tidak saja menjadi kewajiban nasional, tapi sekaligus juga kewajiban agama. Itu terbukti dan menjadi kenyataan umat Islam Indonesia dengan membentuk badan-badan perjuangan fisik semacam Hizbullah. Yakni perang Sabil Lii’lai Kalima tillah membela agama.”

Semangat jihad itulah yang membawa ulama dan warga Pamekasan terjun ke medan pertempuran. Rasa haus dan dahaga tak menyurutkan nyali mereka menghalau penjajah. Bisa dikatakan, bulan Ramadhan telah menjelma menjadi bulan jihad fi sabilillah demi mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan agama.

Maka, pada tanggal 29 Ramadhan 1366 H (16 Agustus 1947 M), tepatnya pukul 04.00 pagi, para pejuang memasuki Kota Pamekasan dengan dipimpin KH. Muh. Tamim dan K. Muththar. Pasukan Hizbullah dan Sabilillah, yang terdiri dari santri, keluarga pesantren, rakyat jelata, bergerak dengan tujuan merebut gudang senjata dan melumpuhkan markas Belanda.

Dengan kumandang takbir dan bacaan tahlil, laskar Sabilillah mulai menyerang penjajah Belanda. Mengetahui hal tersebut, tank-tank Belanda sontak berkeliaran sambil memuntahkan tembakan, dentuman mortir, metraliur, dan light kogels (peluru yang bersinar) ke arah pejuang. Namun, serangan itu tak membuat nyali para pejuang gentar. Mereka justru bergerak maju melawan Belanda. Perang pun pecah. Pamekasan membara. Suara gemuruh menghujam langit Madura. Bulan Ramadhan 1366 H telah menjadi saksi perjuangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan RI dan agama: sebuah andil yang perlahan pudar dalam ingatan bangsa.

Dalam petarungan sengit tersebut, sebagian pejuang berhasil menembus serambi markas penjajah. Sebagian tentara penjajah lalu berlarian ke dalam markas dan menutup pintunya agar tak berhasil ditembus pejuang.

Melihat kondisi ini, Laskar Sabilillah lalu menyerbu tank-tank yang sedang berupaya mengeluarkan peluru. Dalam kondisi kalap, tentara Belanda mulai memuntahkan peluru ke segala penjuru. Dalam pertempuran sengit itu, KH. Muh. Tamim menunjukkan aksi heroiknya dengan melumpuhkan sebuah tank lewat sepucuk granat. Buah keberanian Kyai asal Madura itu membuat tank Belanda hancur lebur dan pasukan Sabilillah yang ada di sekitarnya berhasil terhindar dari tembakan musuh.

Dari peperangan ini, 65 orang tentara penjajah Belanda tewas. Sementara tiga truk berhasil diangkut ke Surabaya. Sedangkan di pihak pejuang, dilaporkan 85 orang meninggal dunia. [Lihat: A.H. Mutam Muchtar, Peranan Ulama dalam Perlawanan terhadap Agresi Belanda I di Pamekasan Madura. Undergraduate Thesis, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1987]

Selain di Madura, gelora perlawanan melawan Agresi Militer Belanda I juga meletus di Aceh. Jelang bulan suci Ramadhan, ulama Aceh menggelar rapat umum di pekarangan Masjid Raya Baiturrahman. Dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an, para ulama, menegaskan, puasa tidak boleh menghalangi seseorang untuk berjuang. Karena itu, sambil berpuasa berjuanglah, dan sambil berjuang berpuasalah! Demikian pesan para ulama yang memanfaatkan mimbar rapat umum tersebut untuk menyampaikan penerangan mengenai kewajiban berpuasa di tengah perjuangan kemerdekaan yang sedang memuncak.

Residen Aceh juga mengeluarkan seruan sama agar umat Islam di Aceh senantiasa siap-sedia menghadapi segala kemungkinan yang datang akibat keserakahan Belanda.

“Jadikanlah ibadah puasa sebagai jembatan untuk mempertebal iman dan perjuangan. Kita selalu digempur dengan cara besar-besaran oleh tentara Belanda. Jangan disangka kita akan lemah dalam menghadapi mereka karena kita sedang berpuasa. Kita kuat dan tetap kuat menghadapi mereka, kapan saja dan di mana saja,” demikian maklumat Residen Aceh dalam rapat umum yang ditutup lewat pembacaan do’a. [Lihat: Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kronik revolusi Indonesia jilid III (1947), Jakarta: KPG, 1999]

Kisah heroisme ulama Aceh melawan penjajah Belanda memang bukanlah barang baru. Pada 2 abad silam (dimulai 1873 M), Aceh pernah terlibat perang hebat melawan Belanda. Perang antar rakyat Aceh dengan Belanda terjadi setelah Traktat Sumatera (1871) ditandatangani, antara Belanda dan Inggris untuk mengganti Traktat London (1824) yang menghormati kedaulatan Aceh.

Namun apa dikata, Traktat yang baru justru memberikan peluang besar bagi Belanda untuk kembali menguasai Aceh sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1: Inggris menghapus perhatiannya atas perluasan Belanda dimanapun di Pulau Sumatera. [Lihat: Imran T. Abdullah, Ulama dan Hikayat Perang Sabil dalam Perang Belanda di Aceh, dalam Jurnal Humaniora UGM, Volume XII, No3/2000]

Guna memompa semangat juang masyarakat Aceh, para ulama menulis sajak-sajak yang dikenal sebagai Hikayat Perang Sabil (HPS). HPS adalah syair yang berisi anjuran untuk berkontribusi dalam perang melawan penjajahan Belanda yang disampaikan kepada masyarakat luas. Umumnya, HPS disampaikan di lingkungan Meunasah, Dayah, rumah, atau tempat persembunyian para pejuang.

Kebanyakan HPS ditulis oleh ulama sebagai pemantapan dan perluasan dari khotbah-khotbah yang mereka sampaikan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mempermudah masyarakat menghayati seruan ulama.

Tak sanggung-tanggung, Hikayat ini bahkan mengajak masyarakat untuk merenung apalah arti sholat dan puasa, jika tak turut melawan penjajah Belanda. Seruan ini kemudian dijawab oleh ribuan muslim Aceh yang turut berjihad mengusir penjajah Belanda. Berikut salah satu petikannya:

Waktu kafir menduduki negeri
Semua kita wajib berperang
Jangan diam bersunyi diri
Di dalam negeri bersenang-senang
Di waktu itu hukum fardhu ain
Harus yakin seperti sembahyang
Wajib kerjakan setiap waktu
Kalau tak begitu dosa hai abang
Tak sempurna sembahyang puasa
Jika tak mara ke medan perang
Fakir miskin, kecil dan besar
Tua, muda, pria dan wanita
Yang sanggup melawan kafir
Walaupun dia budaknya orang
Hukum fardhu ain di pundak kita
Meski tak sempat lunaskan hutang
Wajib harta disumbangkan
Kepada siapa yang mau berperang

Dari sajak dan fakta-fakta di atas, kita dapat mengambil kesimpulan, para ulama Indonesia telah mengajarkan bahwa ibadah-ibadah mahdhoh haruslah berbanding lurus dengan semangat memperjuangkan agama Islam. Bulan puasa pun tidak menghalangi mereka untuk pergi berperang meski dalam kondisi lapar, sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW dan kaum muslimin saat perang Badar. Semoga sejarah emas ini kembali diingat pemerintah dan masyarakat pada umumnya atas pengorbanan umat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan.

Oleh: Muhammad Pizaro – Jurnalis

Tulisan dimuat dengan seizin penulis

Sumber : Jejak Islam

Nabi Syam’un al-Ghazi As, memiliki beberapa nama; dalam bahasa Arab, beliau disebut dengan Syamsyawn atau Syam'un.
dalam bahasa Ibrani, disebut Šimšon,
dalam bahasa Tiberias, disebut Šhimšhôn;
dalam Alkitab Nasrani, disebut Samson.
Nama Syam’un sendiri artinya "yang berasal dari matahari”, sedangkan al-Ghozi, artinya “yang berasal dari Ghazi” (Ghaza, Palestina sekarang).
Ilustrasi 
Suatu ketika Nabi Muhammad saw, Berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan.

Nabi Muhammad SAW, terlihat tersenyum sendiri, lalu ditanya oleh para sahabatnya
“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah”

Beliau menjawab.

“Diperlihatkan kepadaku dihari akhir, ketika seluruh manusia dikumpulkan dipadang mah’syar, ada seorang Nabi yang membawa pedang dan tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Syam'un”.

Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Al Ghozi AS,
beliau adalah Nabi yang berasal dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.
Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT.

Nabi Syam’un al-Ghozi as. adalah seorang pahlawan berambut panjang yang memiliki
kemukjizatan dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Syam’un memiliki senjata semacam pedang yang terbuat dari tulang rahang unta
bernama Liha Jamal, dengan pedang itu dia dapat membunuh ribuan orang kafir.
Siapapun musuh yang berhadapan dengannya, pasti akan hancur dengan pedang ajaibnya.

Tidak hanya itu, bahkan ketika dia merasa haus dan lapar, dengan perantara pedangnya pula Allah memberikan makanan dan minuman.

Syam'un seorang muslim dan seorang yang ahli ibadah yang sangat disegani oleh kaum kafir.

Sudah tak terhitung lagi orang kafir yang mati di tangannya. Selain itu, Syam'un juga ahli ibadah dan tercatat ia sanggup beribadah selama 1000 bulan dengan shalat malam dan siangnya berpuasa, dimana selama 1000 bulan tak pernah lepas dari shalat malam dan siangnya selalu berpuasa.
Samson adalah seorang pembela agama tauhid (meng Esa kan 1 tuhan / ALLAH),
berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan, hanya berbekal tulang dagu unta sebagai senjata, tidak memiliki senjata lain.
Setiap kali menghantam kaum kafir dengan janggut untanya, terbunuhlah banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung.

ﻓَﺈِﺫﺍَ ﻋَﻄَﺲَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻣِﻦْ ﻣَﻮْﺿِﻊِ ﺍﻷَﺳْﻨﺎَﻥِ ﻣﺎَﺀُ ﻋَﺬَﺏٍ ﻓَﻴَﺸْﺮِﺑَﻪُ , ﻭَﺇِﺫﺍَ ﺟﺎَﻉَ ﻳَﻨْﺒُﺖُ ﻣَﻨْﻪُ ﻟَﺤْﻢٌ ﻓَﻴَﺄْﻛُﻠَﻪُ ,
ﻓَﻜﺎَﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬﺍَ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﻀَﻰ ﻣِﻦْ ﻋُﻤْﺮِﻩِ ﺃَﻟْﻒَ ﺷَﻬْﺮٍ ﻭَﻫِﻰَ ﺛَﻼَﺙُ ﻭَﺛَﻤَﺎﻧُﻮْﻥَ ﺳَﻨَﺔً ﻭَﺃَﺭْﺑَﻌَﺔُ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ,
ﻓَﻌَﺠَﺰَ ﺍﻟﻜُﻔﺎَﺭُ ﻋَﻦْ ﺭَﺩِّﻩِ , ﻓَﻘﺎَﻟُﻮْﺍ ِﻹِﻣْﺮَﺃَﺗِﻪِ ﻭَﻫِﻰَ ﻛﺎَﻓِﺮَﺓٌ ﺇِﻧّﺎَ ﻧُﻌْﻄِﻴْﻚِ ﺃَﻣْﻮﺍَﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮَﺓً ﺇِﻥْ ﻗَﺘَﻠْﺖِ ﺯَﻭْﺟَﻚِ , ﻗﺎَﻟَﺖْ ﺃَﻧﺎَ ﻻَﺃَﻗْﺪِﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺘْﻠِﻪِ

Dengan hanya bersenjatakan tulang rahang seekor unta yang di bentuk menyerupai sebuah pedang pendek yang tajam, Nabi berperang melawan bangsa yang menentang Allah SWT, dengan penuh keberanian dan selalu dapat mengalahkan mereka.

Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa
kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.
Menghadapi kesaktian Nabi Syam’un al-Ghozi as, membuat para kafirun kewalahan.
Mereka mencari jalan untuk bisa menundukkannya.

Dengan segala kehebatannya itu, ia dibenci oleh para musuh, terutama dari golongan orang kafir.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un.
Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi,
akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah. Akhirnya ide licik-pun ditemukan.

Mereka menawarkan hadiah berupa uang dan perhiasan yang berlimpah kepada istri Nabi (Istri samson), dengan syarat ia bersedia melumpuhkan suaminya.
[ads-post]
Istri Nabi syam’um sangat tergiur oleh hadiah itu. Mereka kemudian memanfaatkan Istri Syam’un, untuk ikut membantu membunuh Syam’un.
Setelah dirayu dengan imbalan yang menggiurkan, sang istri mengiyakan ajakan kaum kafir untuk membunuh Syam’un suaminya sendiri karena ada iming-iming harta benda yang banyak, si istri akhirnya mau melakukan kejahatan itu.

ﻓَﻘﺎَﻟُﻮْﺍ ﻧُﻌْﻄِﻴْﻚِ ﺣَﺒْﻼً ﺷَﺪِﻳْﺪﺍً ﻓَﺸَﺪِّﻯ ﺑِﻪِ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﺭِﺟْﻠَﻴْﻪِ ﻓﻰِ ﻧَﻮْﻣِﻪِ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧَﻘْﺘُﻠُﻪُ ,
ﻓَﺸَﺪَﺗْﻪُ ﺍﻟﻤَﺮْﺃَﺓُ ﻓﻰِ ﻧَﻮْﻣِﻪِ ﻓﺎَﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﻓَﻘﺎَﻝَ ﻣَﻦْ ﺷَﺪَّﻧِﻰ ؟
ﻓَﻘﺎَﻟَﺖْ ﺷَﺪَﺩْﺕُ ِﻷَﺟْﺮِﺑَﻚَ ﻓَﺠَﺪَﺏَ ﻳَﺪُﻩُ ﻓَﻘَﻄَﻊَ ﺍﻟﺤَﺒَﻞُ , ﺛُﻢَّ ﺟﺎَﺀَ ﺍﻟﻜُﻔﺎَﺭُ ﺑِﺴِﻠْﺴِﻠَﺔٍ ﻓَﺸَﺪَﺗْﻪُ ﺍﻟﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺑِﻬﺎَ ﻓﺎَﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ,
ﻓَﻘﺎَﻝَ ﻣَﻦْ ﺷَﺪَّﻧِﻰ ؟ ﻗﺎَﻟَﺖْ ﺃَﻧﺎَ ﺷَﺪَﺩْﺕُ ِﻷَﺟْﺮِﺑَﻚَ ﻓَﺠَﺪَﺏَ ﻳَﺪُﻩُ ﻓَﻘَﻄَﻊَ ﺍﻟﺴِّﻠْﺴِﻠَﺔُ

Maka orang kafir memberikan ide agar dia mengikat tangan dan kaki Syam’un sewaktu tidur, untuk kemudian akan dibunuh dengan beramai-ramai.

Para pembesar2 Kafir berkata,
"Kami akan memberimu seutas tali kuat, ikatlah tangan dan kakinya ketika dia tidur,
nanti setelah itu kamilah yang bertindak untuk membunuhnya."

Pada hari pertama istri Syam'un gagal karena ketiduran yang disebabkan karena suaminya terlalu lama mengerjakan shalat malam.

Lama waktunya itu sehingga membuat istri Syam'un tak kuasa menahan kantuk yang amat sangat. Memang Syam'un tidurnya hanya sedikit saja dalam semalam. Dimana malam-malamnya hanya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Keesokan harinya, istri Syam'un lapor kepada kaum kafir quraisy bahwa dia belum berhasil mengikat tangan dan kaki suaminya.

Mereka tidak mempermasalahkan hal ini.
Pada hari kedua istri Syam'un berhasil mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas tali yang kuat. Tatkala Syam'un bangun dan ingin beribadah kepada Allah SWT, ia terkejut karena kedua kakinya terikat.

"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku dengan tali ini?" tanya Syam'un kepada istrinya.

"Aku yang mengikat, hanya sekedar mengujimu sampai sejauh mana kekuatanmu," ujar istrinya.

Syam’un dengan mudah dapat melepaskan tali yang mengikatnya dengan satu ucapan doa.

Kemudian Syam'un lalu bergegas menuju tempat peribadatannya. Maka gagallah rencana pembunuhan pada hari kedua itu.
Namun, setelah itu, musuh-musuh kafir datang lagi dengan membawa rantai dan
istri Syam'um siap mengikat suaminya lagi pada keesokan malamnya.

Pada hari ketiga istri Syam'un di hari ketiga itu berhasil lagi mengikat suaminya dengan rantai yang diberikan oleh orang-orang kafir.

"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku kali ini?" tanya Syam'un dengan nada agak marah ketika bangun dari tidur.
"Aku yang mengikatnya, sekedar untuk mengujimu," jawab istrinya.

Namun, dengan sekali hentakan Syam’un dapat menghancurkan rantai tersebut.
Lalu Syam'un segera menarik tangannya dan memotong rantai itu. Kemudian istrinya pun segera membujuk suaminya agar mau menceritakan rahasia kekuatan tubuh yang dimiliki suaminya. Akhirnya Syam'un bercerita juga, jika sebenarnya ia adalah seorang wali dari sekian banyak WALIYULLAH yang hidup di dunia ini.

Sam’un berkata.

“Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut panjang ini, ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku ini,"
jelas Syam'un.

Syam'un memang memiliki rambut yang panjang dan panjangnya digambarkan
bahwa ujung rambutnya akan menyentuh tanah saat Syam'un berdiri.

Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya pada saat syamun tidur mulailah istrinya mengikat tangan Syam'un dengan 4 helai rambutnya dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam'un, sementara ia tetap dalam tidurnya.

Setelah bangun, Syam'un bertanya,
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku ini?"

"Aku, untuk mengujimu," jawab istrinya yang mulai ketakutan.
Setelah itu Syam'un berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan itu,
namun dia tidak berdaya untuk memotongnya.

Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir tentang hal ini.
Nabi Syam’un al-Ghozi as lalu dibawa ke istana kehadapan raja para kafirun. lalu diikat pada tiang utama istana dan dipertontonkan kepada khalayak istana. Mulailah mereka memotong kedua telinga, bibir, kedua tangan dan kakinya.

Tidak hanya itu, Nabi juga disiksa dengan dibutakan kedua matanya, Mereka menyiksa Nabi dengan tujuan agar beliau mati secara perlahan-lahan. Istrinya yang jahat, ikut pula menyaksikan penyiksaan tersebut tanpa rasa belas kasihan.

Begitu hebatnya siksaan tersebut, membuat Allah SWT lewat perantaraan malaikat jibril
berbicara dengan suaranya yang hanya bisa didengar oleh Nabi Syam’un al-Ghozi as,
“Hai Syam’un apa yang engkau inginkan, Aku akan menindak mereka.”

Nabi menjawab,
Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku mampu menggerakkan tiang istana ini, dan akan kuhancurkan mereka dengan kekuatan dari Allah !.
Bismillah. La haula wa la quwwata illa billah!

Do’a Nabi Syam’un al-Ghazi as diKabulkan Allah SWT. Dan Allah SWT memberi kekuatan kepada Syam'un yang kekuatannya tidak bisa dibayangkan dan melebihi kekuatan dari rambutnya sendiri. Maka dengan seizin Allah, Nabi Syam’un al-Ghazi as. menggoyangkan tiang istana tersebut, Syam'un hanya beringsut sedikit saja, putuslah tali rambut itu bahkan tiang itupun rubuh menimpa raja bersama seluruh khalayak istana termasuk istrinya yang durhaka dan orang-orang yang telah menyiksanya. Tiangnya juga ikut roboh dan hancur lebur. istana yang dijadikan tempat pembantaian itu juga turut hancur dan atapnya menimpa orang-orang kafir dan semuanya mati.

Begitu juga dengan istrinya, juga ikut tertimpa reruntuhan gedung istana raja kafir.

Mereka semua mati tertimpa reruntuhan bangunan istana dan terkubur didalamnya.
Hanya Syam’un sendiri yang selamat, lalu Allah mengembalikan seluruh anggota badan yang telah terpotong dan menyembuhkan segala sakitnya.

ﻓَﺒَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﺒَﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺃَﻟْﻒَ ﺷَﻬْﺮٍ ﻣَﻊَ ﻗِﻴﺎَﻡِ ﻟَﻴْﻠِﻬﺎَ ﻭَﺻِﻴﺎَﻡِ ﻧَﻬﺎَﺭِﻫﺎَ , ﻓَﻀَﺮَﺏَ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴْﻒِ ﻓﻰِ ﺳَﺒِﻴْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ

Setelah peristiwa itu, Nabi Syam’un al-Ghozi as. bersumpah kepada Allah SWT akan menebus semua dosanya dengan berjuang menumpas semua kebatilan dan kekufuran selama 1000 bulan tanpa henti.

Nabi menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah. Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat malam, sedangkan siangnya beliau berpuasa.

Nabi menjalankan ibadahnya selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.

Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un al-Ghozi as, para sahabat Nabi Muhammad saw menangis terharu, bertanya sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.

“Ya Rasullulah, tahukah baginda akan pahalanya?”

Jawab Rasulullah,
“Aku tidak mengetahuinya.”
ﻓَﺄَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﺑِﻬَﺬِﻩِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺭَﺓِ ‏( ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ‏)
ﻭَﻗﺎَﻝَ ﻳﺎَﻣُﺤَﻤَّﺪْ ﺃَﻋْﺘَﻴْﻄُﻚَ ﻭَﺃُﻣَّﺘَﻚَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﺍﻟﻌِﺒﺎَﺩَﺓُ ﻓِﻴْﻬﺎَ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒﺎَﺩَﺓِ ﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ

Setelah Rasulullah selesai berkisah,
Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan
menurunkan Surat Al Qadr.

"Hai Muhammad, Allah memberi Lailatul Qadar kepadamu dan umatmu, ibadah pada malam itu lebih utama daripada ibadah 1000 bulan," ujar Malaikat Jibril.

Allah SWT berfirman: Surat Al-Qadar ayat 1-5:
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ١
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺩْﺭَﺍﻙَ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ٢
ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ٣
ﺗَﻨَﺰَّﻝُ ﺍﻟْﻤَﻼﺋِﻜَﺔُ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﺡُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺃَﻣْﺮٍ ٤
ﺳَﻼﻡٌ ﻫِﻲَ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﻄْﻠَﻊِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ٥

Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Mendengar berita itu, Rasulullah SAW menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berburu malam Lailatul Qadar agar mendapatkan pahala seperti yang Allah SWT berikan kepada Waliyullah Syam'un Al-Ghazi.

Apabila fajar telah terbit di malam qadar, maka malaikat Jibril berkata:
"Wahai para malaikat, kumpul kemari"
Para malaikat berkata "Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk kaum muslimin di malam ini dari ummat Nabi Muhammad SAW ? "

Jibril menjawab "Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka dengan penuh kasih sayang, Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka, kecuali empat kelompok. "

Para malaikat bertanya "Siapa empat kelompok itu ? "

Jibril menjawab " Pertama, orang yang membiasakan diri minum arak, mabuk-mabukan. Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua. Ketiga, orang yang memutus silaturrahmi. Keempat, orang yang bertengkar,

yaitu pertengkaran dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari. "

Sumber Referensi :
- Durratun Nasihin" pada Bab Lailatul Qadr.
- Kitab Muqasyafatul Qulub.
- Kitab Qishashul Anbiyaa.
والله أعلم

Selama bulan puasa Ramadhan, kita diminta untuk menjaga lisan, perbuatan dan banyak beramal.
Hal itu untuk memastikan puasa yang dijalani bernilai ibadah kepada Allah SWT.

Sehingga memberikan manfaat bagi manusia yang menjalani puasa dengan penuh kekhusyukan.

Ada beberapa masalah terkait puasa yang kadang membuat bingung dan ragu-ragu.

Termasuk soal hubungan suami istri selama bulan puasa Ramadhan.

Misalnya, bagaimana hukumnya melakukan hubungan badan pasangan suami istri setelah sahur.

Dikutip dari konsultasisyariah.com, ternyata masalah itu banyak ditanyakan umat muslim.

Berikut penjelasannya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 183).

Di antara hukum-hukum tersebut adalah hukum berhubungan suami istri setelah sahur.

Tentang hal ini, Allah telah menjelaskan kebolehan berhubungan suami istri di malam hari

sejak matahari terbenam sampai fajar subuh terbit dalam firman-Nya (yang artinya),

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka itu

adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni

kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (Qs. al-Baqarah: 187).

Ayat ini menunjukkan berhubungan suami istri di malam bulan Ramadhan, baik di awal, tengah atau di akhirnya walaupun telah makan sahur,

selama belum muncul fajar subuh yang menjadi awal waktu puasa, bila telah masuk waktu fajar wajib menghentikannya.

Namun sebaiknya berhati-hati, sebab kalau sampai melewati waktu fajar tersebut itu bisa membatalkan puasa Anda.

Lebih-lebih dalam perkara ini, sulit sekali sadar dan dapat memperhatikan waktu dengan seksama.

Permasalahannya memang tidak sekadar batal puasanya, yakni orang yang berhubungan suami istri di siang hari – mulai waktu fajar sampai terbenam matahari– dari bulan Ramadhan diwajibkan membayar kafarat.

Berupa membebaskan budak, bila mendapatkannya dan bila tidak, maka beralih kepada puasa dua bulan berturut-turut.

Bila itu pun tidak mampu, maka wajib memberi makan 60 orang miskin, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah yang artinya,

“Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seseorang sambil berkata, ‘Celaka, wahai Rasulullah!’ Beliau menjawab, ‘Ada apa denganmu?’ Ia berkata, ‘Aku berhubungan dengan istriku dalam keadaan aku
[ads-post]
berpuasa.’ Dalam riwayat lain berbunyi, ‘Aku berhubungan dengan istriku di bulan Ramadhan.’ Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Apakah kamu bisa mendapatkan budak untuk dimerdekakan?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Lalu beliau berkata lagi,

‘Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Lalu beliau menyatakan lagi, ‘Mampukah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?’ Ia menjawab, ‘Tidak’ Lalu Rasulullah diam sebentar. Ketika kami dalam keadaan

demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi satu ‘Irq berisi kurma – Al-Irq adalah alat takaran –. Beliau berkata, ‘Mana orang yang bertanya tadi?’ Ia menjawab, ‘Saya.’ Beliau menyatakan lagi, ‘Ambillah ini dan bersedakahlah dengannya!’ Kemudian orang

tersebut berkata, ‘Apakah ada yang lebih fakir dariku wahai Rasulullah? Demi Allah tidak ada di dua ujung kota Madinah satu keluarga yang lebih fakir dari keluargaku.’ Mendengar itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi

taringnya, kemudian berkata, ‘Berilah makan keluargamu!’” (HR. Muttafaqun ‘alaihi).

Diusahakan mandi sebelum adzan subuh biar bisa shalat sunnah qabliyah subuh dan shalat subuh berjamaah di masjid.

Namun bila keadaan tidak memungkinkan, maka tetap sah walaupun sampai waktu subuh belum juga mandi wajib, sebab Rasulullah pernah mendapati waktu subuh masih junub belum mandi, kemudian tetap berpuasa, sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar (subuh) pada bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi, lalu mandi dan berpuasa.”

Bahkan, ini juga dikisahkan oleh Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pernyataan beliau,

“Sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah mendapati waktu fajar subuh dalam keadaan junub dari hubungan dengan istrinya, kemudian mandi dan berpuasa.”

Demikian penjelasan dari kami, mudah-mudahan dapat menenangkan hati Saudari dan dapat bermanfaat. 

Kebanyakan orang berpikir bahwa kucing tidak melakukan apa-apa, mereka adalah makhluk malas dan yang mereka lakukan hanyalah makan dan tidur.

Ya tidak seperti itu!
Tahukah Anda bahwa saat ini, lebih banyak orang yang memiliki kucing daripada anjing?

Tahukah Anda apa Misi kucing ???

Nah sekarang saya sedang menulis serangkaian fakta tentang kehidupan rahasia kucing, sehingga Anda lebih mengenal dan memahaminya.

Semua kucing memiliki kekuatan untuk menghilangkan akumulasi energi negatif di tubuh kita, sepanjang hari.

Begitu kita tidur, mereka menyerap energi itu. Jika ada lebih dari satu orang dalam keluarga, dan hanya satu kucing, ia dapat menumpuk jumlah negatif yang berlebihan dengan menyerap energi dari begitu banyak orang.

"Ketika mereka tidur, tubuh kucing melepaskan hal-hal negatif yang mereka singkirkan/ tangkap dari kita." Jika seandainya kita terlalu stres, mereka mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk melepaskan& membebaskan kita dari energi negatif tsb.

Akibatnya mereka terakumulasi sebagai lemak.

Karena itulah, mereka menjadi gemuk dan jangan pikir itu karena makanan yang anda berikan.

"Ada baiknya memiliki lebih dari satu kucing di rumah, sehingga beban dibagi di antara mereka.

" Mereka juga melindungi kita di malam hari, sehingga tidak ada roh yang tidak diinginkan memasuki rumah atau kamar kita saat kita tidur.
[ads-post]
"Itu sebabnya mereka suka tidur di tempat tidur kita."
"Dan jika mereka menganggap kita baik/ sehat, mereka tidak akan tidur dengan kita."
Jika ada sesuatu yang aneh terjadi di sekitar kita, mereka akan melompat ke tempat tidur kita dan melindungi kita.

Jika seseorang datang ke rumah kita, dan kucing-kucing itu merasa orang itu ada di sana untuk menyakiti kita atau bermaksud jahat, Mereka itu kemudian mengelilingi kita untuk "melindungi".

Jika Anda tidak memiliki kucing, dan ada kucing liar memasuki rumah Anda, Adopsi lah sebagai teman di rumah, karena Anda membutuhkan kucing pada saat saat tertentu.

"Ya, si kucing jalanan, menawarkan diri untuk membantu Anda!"

"Berterima kasihlah pada kucing karena telah memilih rumahmu, untuk Misi/ pekerjaannya itu."

Jika Anda memiliki kucing lain dan tidak bisa memelihara/ menjaganya, carikan tempat untuknya.

Kucing datang dengan alasan yang tidak kita ketahui secara fisik, Namun dalam mimpi, anda dapat melihat alasan Kemunculnya kucing kepada anda saat itu.
Mungkin ada debit/ hutang masa lalu dari karma yang harus dia bayar padamu ...

Karena itu, "Jangan Takut atau menakut - nakuti kucing."
Karena "dia" akan kembali, dengan satu atau mencari cara lain untuk memenuhi kewajibannya ini.

"Kucing menyembuhkan kita."
"Kucing adalah makhluk yang menggemaskan, dan mereka mencintai pemiliknya di atas segalanya.
Mereka hanya memiliki cara berbeda untuk mengekspresikannya" .

Dan, terlepas dari itu, cinta mereka benar benar Tulus, jadi jangan ragu bahwa "Mereka Hebat Dan Teman Sejati Kita Di Atas Semua Teman Baik" ...

* "Orang yang alergi pada kucing secara emosional tidak mampu mencintai seseorang secara mendalam, karena mereka menekan perasaan mereka yang sebenarnya" *
Ctto.

••••••

Diambil dari : Maktub

(pecinta kucing😸)

#Believe_it_or_not

Terbaru Lainnya

TERKINI LAINNYA
REGIONAL

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget